PENGORGANISASIAN STRUKTUR MANAJEMEN
A. Definisi Pengorganisasian
Argandona (2003) menyebutkan organisasi sebagai sekelompok orang yang bekerja secara terkoordinasi untuk mencapai tujuan bersama melalui suatu wadah tertentu.
Bagi organisasi, orang-orang merupakan sumber utama pengetahuan, yang mana pengetahuan ini akan didistribusikan, dipertukarkan, dan disempurnakan melalui interaksi antar anggota, untuk mencapai tujuan organisasi (Deng dan Tsacle, 2003).
Melalui pembelajaran, manusia akan menjalani proses pengembangan karakter yang memberdayakan seluruh potensi yang dimiliki (Berkowitz dan Bier, 2004). Dalam konteks ini, partisipasi aktif setiap anggota organisasi dalam proses pembelajaran akan merepresentasikan organisasi pembelajar (Winter, 2000).
Jadi pengorganisasian adalah sekelompok orang yang bekerjasama yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama melalui pembelajaran.
B. Definisi Struktur Organisasi
Jennifer M. George and Gary Jones mendefinisikan struktur organisasi sebagai
“the formal system of task and reporting relationships that controls, coordinates, and motivates employees so that they cooperate and work together to achieve an organization’s goal.”[1]
Penulis lain, misalnya John A. Wagner and John R. Hollenbeck mendefinisikan struktur organisasi sebagai
“... a system of interrelated jobs ... comprises a relatively stable network of inter-connection of inderdependencies among the different people and tasks that make up an organization .... an organization’s structure differentiates among its parts even as it helps to keep those parts interconnected ... it creates and reinforces relationships of interdependence among the people and groups within it.”[2]
Mullins mendefinisikan struktur organisasi sebagai
“ ...pattern of relationship among positions in the organisation and among members of the organisation. Structure makes possible the applicaton of the process of management and creates a framework of order and command through which the activities of the organisation can be planned, organised, directed and controlled.”[3]
Sementara itu, Marilyn M. Helms mendefinisikan struktur organisasi sebagai
“ ...the way that an organization arranges people and jobs so that its work can be performed and its goals can be met. When a workgroup is very small, and face-to-face communication is frequent, formal structure may be unnecessary, but in a larger organizaton decisions have to be made about the delegation of various tasks. Thus, procedures are established that assign responsibilities for various functions. It is these decisions that determine the organizational structure.”[4]
Terakhir, Stephen P. Robbins secara singkat mendefinisikan struktur organisasi sebagai konsep yang “ ...defines how job tasks are formally divided, grouped and coordinated.”[5]
Lima definisi sebagaimana telah dipaparkan menekankan definisi struktur organisasi pada pola hubungan antar anggota organisasi, tugas-tugas yang harus dijalankan oleh mereka, struktur-struktur satu sama lain saling bergantung, aktivitas organisasi harus direncanakan, diorganisasikan, diarahkan, dikendalikan, demi mencapai tujuan organisasi. Dalam konteks ini, pembicaraan masuk ke dalam konteks organisasi yang bercorak formal.
Jadi, Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja) dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan meninjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
C. Fungsi Manajemen dalam Pengorganisasian
Semua sepakat bahwa fungsi manajemen digunakan untuk mencapai suatu tujuan perusahaan yang efektif dan efesien . Sebagaimana definisi manajemen yang di kemukakan G.R. Terry, bahwa manajemen adalah suatu proses aktivitas organisasi yang dijalankan untuk mencapai suatu tujuannya.
Agar tujuan tersebut dapat dicapai, maka proses manajemen harus dilakukan dengan baik.
Fungsi pengorganisasian dapat dikatakan sebagai proses penciptaan hubungan antara berbagai fungsi personilia dan faktor-faktor fisik agar semua pekerjaan yang dilakukan dapat bermanfaat , serta terarah pada satu tujuan. Seperti dikemukan oleh G.R Terry , bahwa :
“Organizing is the establishing of effective behavioral relationship among persons,so thatmay work efficiently and gain personal satisfaction in doing selected tasksunder given environmental conditions for the purpose of achievening some goal or objective.”
ACTUATING MANAJEMEN
A. Definisi Actuating
Fungsi-fungsi manajemen menurut George R. Terry (Disingkat POAC) dalam Mulyono (2008:23), yaitu “planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (penggerakan),controlling (pengendalian)”. Dalam hal ini, George R. Terry (1986) mengemukakan bahwa, “Actuating merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota kelompok sedemikian rupa hingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai sasaran perusahaan dan sasaran anggota-anggota perusahaan tersebut oleh karena para anggota itu juga ingin mencapai sasaran-sasaran tersebut.” Jadi actuating adalah usaha menggerakkan seluruh orang yang terkait, untuk secara bersama-sama melaksanakan program kegiatan sesuai dengan bidang masing-masing dengan cara yang terbaik dan benar.
Actuating merupakan fungsi yang paling fundamental dalam manajemen, karena merupakan pengupayaan berbagai jenis tindakan itu sendiri, agar semua anggota kelompok mulai dari tingkat teratas sampai terbawah, berusaha mencapai sasaran organisasi sesuai rencana yang telah ditetapkan semula, dengan cara terbaik dan benar. Memang diakui bahwa usaha-usaha perencanaan dan pengorganisasian bersifat vital, tetapi tidak akan ada output konkrit yang akan dihasilkan sampai kita mengimplementasi aktivitas-aktivitas yang diusahakan dan yang diorganisasi. Untuk maksud itu maka diperlukan tindakan penggerakan (actuating) atau usaha untuk menimbulkan action. Hal yang penting untuk diperhatikan dalam penggerakan (actuating) ini adalah bahwa seorang karyawan akan termotivasi untuk mengerjakan sesuatu jika : (1) merasa yakin akan mampu mengerjakan, (2) yakin bahwa pekerjaan tersebut memberikan manfaat bagi dirinya, (3) tidak sedang dibebani oleh problem pribadi atau tugas lain yang lebih penting, atau mendesak, (4) tugas tersebut merupakan kepercayaan bagi yang bersangkutan dan (5) hubungan antar teman dalam organisasi tersebut harmonis.
B. Pentingnya Actuating dalam Organisasi
Fungsi actuating lebih menekankan pada kegiatan yang berhubungan langsung dengan orang-orang dalam organisasi. Perencanaan dan pengorganisasian yang baik kurang berarti bila tidak diikuti dengan penggerakan seluruh potensi sumber daya manusia dan nonmanusia pada pelaksanaan tugas. Semua sumber daya manusia yang ada harus dioptimalkan untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi. Setiap SDM harus bekerja sesuai dengan tugas, fungsi dan peran, keahlian dan kompetensi masing-masing SDM untuk mencapai visi, misi dan program kerja organisasi yang telah ditetapkan.
C. Prinsip Actuating
Prinsip Actuating dan Mencapai Actuating managerial yang efektif
Prinsip-Prinsip Penggerakan
Menurut Kurniawan (2009) prinsip-prinsip dalam penggerakan/actuating antara lain:
• Memperlakukan pegawai dengan sebaik-baiknya.
• Mendorong pertumbuhan dan perkembangan manusia.
• Menanamkan pada manusia keinginan untuk melebihi.
• Menghargai hasil yang baik dan sempurna.
• Mengusahakan adanya keadilan tanpa pilih kasih.
• Memberikan kesempatan yang tepat dan bantuan yang cukup.
• Memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi dirinya.
MENGENDALIKAN FUNGSI MANAJEMEN
A. Definisi Pengendalian (Contorilling)
Pengendalian sebagai sebuah fungsi dari manajemen telah mengalami perkembangan definisi dari masa ke masa, yang cukup popular adalah pendapat Usury dan Hammer (1994:5) yang berpendapat bahwa
“Controlling is management’s systematic efforts to achieve objectives bycomparing performances to plan and taking appropriate action to correct important differences” yang artinya pengendalian adalah sebuah usahasistematik dari manajemen untuk mencapai tujuan dengan membandingkankinerja dengan rencana awal kemudian melakukan langkah perbaikan terhadap perbedaan-perbedaan penting dari keduanya. Namun secara sederhana pengendalian dapat diartikan sebagai proses penyesuaian pergerakan organisasi dengan tujuannya.
efnitions Of Controlling
Pengeritian Pengendalian bisa sangat variatif tergantung kita mengambil dari teori siapa. Di sini ada pengertian engendalian menurut beberapa ahli :
G.R. Terry
Contrlling can be defined as the process of determiniing what is to be accomplished, that is standar; what is being accomplished, that is the performance, evaluating the performance and if necessary appliying corecctive measure so that performance takes places according to plans, that is, in conformity with the standard
Artinya :
Pengendalian dapat didefinisikan sebagai proses penentuan, apa yang harus dicapai yaitu standar, apa yang sedang dilakukan yaitu pelaksanaan, menilai pelaksanaan dan apabila perlu melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga pelaksanaan sesuai dengan recana yaitu selaras dengan standar.
Harold Koontz
Control is the measurement and corrections of the performance of subordinates in order make sure that enterprise objectives and the plans devised to attain then are complished.
Artinya :
Pengendalian adalah pengukuran dan perbaiakan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tuuan-tujuan perusahaan dapat terlaksana.
Sangat jelas sekali bahwasanya fungsi pengendalian yang diambil dari sudut pandang definisi sangat vital dalam suatu perusahaan.
B. Langkah-langkah dalam Controlling
• Menentukan standar-standar yang akan digunakan sebagai dasar pengendalian.
• Mengukur pelaksanaan atau hasil yang sudah dicapai.
• Membandingkan pelaksanaan atau hasil dengan standar dan menentukan penyimpangan jika ada.
• Melakukan tindakan perbaikan, jika terdapat penyimpangan agar pelaksanaan dan tujuan sesuai dengan rencana.
• Meninjau dan menganalisis ulang rencana, apakah sudah benar-benar realistis atau tidak. Jika ternyata belum realistis maka perlu harus diperbaiki.
C. Tipe-tipe Pengendalian (Controlling) dalam Manajemen
Tipe pengendalian manajemen dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
1. Pengendalian preventif (prefentive control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan perumusan strategic dan perencanaan strategic yang dijabarkan dalam bentuk program-program.
2. Pengendalian operasional (Operational control). Dalam tahap ini pengendalian manajemen terkait dengan pengawasan pelaksanaan program yang telah ditetapkan melalui alat berupa anggaran. Anggaran digunakan untuk menghubungkan perencanaan dengan pengendalian.
3. Pengendalian kinerja. Pada tahap ini pengendalian manajemen berupa analisis evaluasi kinerja berdasarkan tolok ukur kinerja yang telah ditetapkan.
D. Kontrol Proses Manajemen
Proses Penegendalian Manajemen yang baik sebenarnya formal, namun sifat pengendalian informal masih banyak terjadi. Pengendalian Manajemen formal merupakan tahap-tahap yang dsaling berkaitan sat sama lain, terdiri dari proses:
1. Pemrograman (Programming)
Dalam tahap ini perusahaan menentukan program-program yang dilaksanakan dan memperkirakan sumber daya yang akan dialokasikan untuk setiap program yang telah ditentukan.
2. Penganggaran (Budgeting)
Pada tahap penganggaran ini program yang telah direncanakan secara terperinci dinyatakan dalam satuan moneter untuk suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Anggaran ini berdasarkan pada kumpulan anggaran-anggaran dari pusat pertanggungjawaban.
3. Operasi dan Akuntansi (Operation and Accounting)
Dalam tahap ini telah dilaksanakan pencatatan mengenai berbagai sumber daya yang digunakan dan penerimaan-penerimaan yang dihasilkan. Catatan dan biaya-biaya tersebut digolongkan sesuai dengan program yang telah ditetapkan pusat-pusat tanggung jawabnya. Penggolongan yang sesuai program dipakai sebagai dasar untuk pemrograman dimasa yang akan datang, sedangkan penggolongan yang sesuai dengan pusat tanggung jawab digunakan untuk mengukur kinerja para manajer.
4. Laporan dan Analisis (Reporting and Analysis)
Tahap ini merupakan tahapan yang paling penting, karena menutup suatu siklus dari proses Pengendalian Manajemen agar data untuk proses pertanggungjawaban akuntansi dapat dikumpulkan. Analisis laporan manajemen antara lain dapat berupa:
Perlu tidaknya strategi perusahaan diperiksa kembali
Perlu tidaknya dilakukan penghapusan, penambahan, atau pengubahan program ditahun yang akan datang.
Dari analisis penyimpangan dapat disimpulkan perlunya diadakan perubahan anggaran, apabila sudah tidak realitas.
Dari laporan-laporan dapat diambil kesimpulan perlu adanya perbaikan-perbaikan untuk masalah yang tidak dapat diantisipasi.
Jadi secara konseptual Sistem Pengendalian Manajemen diartikan sebagai sebuah sistem yang terdiri dari beberapa subsistem yang saling berhubungan, yakni pemrograman, pengenggaran, pelaporan akuntabilitas dan kinerja serta sistem pendelegasian wewenang untuk membantu manajemen suatu organisasi/perusahaan untuk mencapai tujuannya melalui strategi tertentu secara efisien dan efektif.
Referensi :
Stoner, James A.F. 1996. Manajemen Edisi Kedua Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Stephan, P.R. 2004. Manajemen; San Diego State University.
Mulyono. 2008. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Actuating dalam wanvisioner.blogspot.com/2009/05/poac-planning-organizing-actuating-and.html diakses tanggal 20 Desember 2012 pukul 07.32 WIB.
Actuating dalam www.sarjanaku.com/2010/06/resume-manajemen-pendidikan.html diakses tanggal 20 Desember 2012 pukul 07.45 WIB.
Akhmad Sudrajat. 2008. Actuating dalam www.fileskripsi.com/2012/10/makalah-manajemen-pendidikan-sekolah.html diakses tanggal 20 Desember 2012 pukul 07.17 WIB.
Arif Rahman Tanjung. 2006. Actuating dalam
No comments:
Post a Comment