asecara keseluruhan wajah ruang berita tradisional. Untuk itu, salah satu komponen penting dalam transformasi ruang berita menuju konvergensi adalah peranan manajer media atau orang yang bertanggung jawab terhadap kepemimpinan organisasi media secara keseluruhan.
Respon Paper #7 ini akan secara khusus membicarakan mengenai konvergensi dari sudut pandang studi manajemen, diantaranya mengkombinasikan antara pembicaraan utama dengan manajer di beberapa media yang telah memberlakukan konvergensi ruang berita dengan riset dan teori tentang manajemen yang ada. Selain itu juga akan menjelaskan mengenai teori-teori manajemen yang berlaku dan struktur yang (mungkin) sesuai dengan pemberlakuan konvergensi dalam ruang berita misalnya struktur fisik, struktur manajemen, dan lain sebagainya.
Di awal tahun 2008 The Media Center, The America Press Institute's Convergence Tracker (2008) mendata ada sekitar 107 hubungan konvergensi. Beberapa contoh terbaik tentang penerapan konvergensi di Amerika adalah Media General’s News Center di Tampa, The Tribune Co.'s di Chicago, dan The Bello Corp.'s di Dallas. Dalam ketercapaian konvergensi kerja, Chris Kelley, Editor dari Belo Interactive-Dallas, mengaku senang dengan progres yang dialami oleh Belo, namun ia mengakui bahwa apa yang dicapai oleh Belo saat ini belumlah sempurna. Meski begitu kini Belo memiliki reporter TV yang mampu mengisi cerita pendek, reporter surat kabar yang mampu merekam berita (audio report) dan kemudian di tempatkan di media online, serta beberapa news anhcor yang dapat mengisi kolom mingguan online. Namun begitu, ia mengakui bahwa proses menuju tujuan konvergensi yang cenderung utopis bukanlah proses yang mudah dan singkat. Pengalaman kolaborasi Belo (media cetak) dengan TV tersebut menjadi bukti bagaimana konvergensi memiliki dampak besar terhadap ruang berita.
Disamping itu, kesepakatan tentang apa itu konvergensi dan bagaimana konvergensi tersebut terjadi masih menjadi perdebatan. Sebagian scholar (akademisi) dan jurnalis percaya bahwa konvergensi meninggalkan kekuatan permanen pada industri jurnalisme, seperti halnya penemuan pada teknologi cetak. Untuk itu, artinya manajer media kini musti mampu menentukan metode terbaik dan memiliki keahlian manajemen untuk mengantisipasi perubahan yang diakibatkan oleh konvergensi tersebut.
Terdapat beberapa macam teori manajemen yang bisa dipakai untuk membantu pengimplementasian konvergensi pada ruang berita. Teori Manajemen Administratif milik Henry Fayol misalnya. Teori Manajemen Administratif berfokus pada apa yang ia sebut sebagai aktivitas manajerial. Aktivitas-aktivitas tersebut merupakan aktivitas umum yang dilakukan para manajer saat ini, diantaranya planning, organizing, commanding, coordinating, dan controling. Salah satu faktor teori yang dipertimbangkan untuk perubahan pada ruang berita adalah Hawthorne Effect, yakni bila manajer memperhatikan apa yang dibutuhkan oleh pekerjanya, maka produktivitas akan meningkat dengan sendirinya.
“If managers pay attention to the needs of their employees, productivity will most likely increase.”
- Hawthorne Effect (Pringle & Starr, 1999, p.7)
Pengaplikasian dari Hawthorne Effect pada ruang berita adalah pemenuhan kebutuhan reporter akan penilaian kerja dan keinginan atas apresiasi. Dengan pemenuhan tersebut, meski pekerjaan yang ada meningkat (workload increase) dan tanpa diiringi dengan kenaikan gaji, reporter akan terus mengejar kecintaannya terhadap jurnalisme, asal manajer memberi mereka atensi dan apresiasi. Teori lainnya yang berhubungan dengan ruang berita adalah milik Frederick Herzberg. Dimana sikap dan perliaku pekerja dimotivasi oleh self-esteem dan self actualization yakni dengan memberi mereka tanggung jawab, kesempatan untuk berkembang, dan mengakui pencapaiannya.
Pengelolaan manajemen ruang berita sangat menantang. Ia harus membawahi berbagai macam peran seperti reporter, fotografer, anchor, dan graphic desainer. Pada haikatnya, reporter adalah pekerjaan yang secara natural dilakukan oleh individu (work as individuals). Seperti yang di ungkapan oleh Doug Fisher "News gathering is a cottage industry relies on individual relationship with sources". Namun, disisi lain, proses produksi adalah sebuah kerja tim. Untuk itu Fisher menambahkan bahwa “Convergence is news production but it has to start with the raw information”. Hal tersebutlah yang membuat manajer harus memiliki dua keahlian. Mereka harus ahli dalam mengelola SDM kreatif serta dalam waktu yang bersamaan memiliki pengelolaan yang baik terhadap sisi produksi atau manajemen logistik.
Organisasi media yang sudah memberlakukan konvergensi umumnya membawahi banyak media seperti koran, televisi, dan majalah sekaligus. Hubungan yang terjadi pada organisasi media tersebut seharusnya mampu memfasilitasi proses konvergensi yang bergantung pada kerja tim dan komunikasi multiplatform. Mentransformasikan ruang berita dalam proses konvergensi merupakan tantangan untuk melakukan pelatihan, merubah budaya organisasi, dan manajemen style. Staff harus mampu beradaptasi dengan tugas baru, siklus produksi baru, dan cara baru untuk berpikir terhadap penyebaran berita yang baru. Sayangnya, perubahan tersebut bukan perubahan yang mudah.
Terdapat 4 rekomendasi yang berkaitan dengan transisi menuju konvergensi ruang berita yang menurut LeNoir (1987) merupakan substansial challenge yakni 1) Structuralist; melihat jalannya organisasi media berada dalam konteks kekuatan yang lebih besar dari dirinya sendiri yang kemudian mengharuskan organisasi media untuk menyesuaikan diri dengan kekuatan-kekuatan di luar dirinya tersebut, seperti tekanan ekonomi, 2) The Strategic Choice, memiliki strategi manajemen yang berdampak pada efektivitas organisasi khususnya pilihan terhadap arah organisasi yang hendak dicapai. Hal tersebut akan mempengaruhi alokasi kekuatan, positioning, dsb, 3) In Collective Action, Organisasi dan lingkungan harus mendefinisikan kembali satu sama lain sesuai dengan konteks yang disajikan oleh agen perubahan yakni dalam hal ini adalah konvergensi. Teknologi akan terus berubah, sehingga manajer media harus mencari cara untuk hidup berdampingan dan mengambil manfaat dari teknologi baru, 4) The Natural Sellection, hal ini mengadopsi konsep Darwinisme. Media yang tidak dapat beradaptasi dengan perubahan dan tidak memberlakukan konvergensi akan menjadi tertinggal. By accepting the changes to the media environment and adapting to new ideas, media managers and their newsroom will ensure their future existence.
Sehingga, tipe manajemen yang dapat mendorong kebermanfaatan dari konvergensi adalah tipe kepemimpinan yang melibatkan partisipasi dan memperhatikan keseluruhan pelaku organisasi.
“Effective leaders can accomplish their vision –in this case, convergence – by creating an atmosphere in which organizational members are guided partners”
(Redmond & Trager, 2004, p.183)
Referensi:
Grant A. E. & Wilkinson, J. S. (2009). Understanding Media Convergence: The State of the Field, NY:Oxford University Press
No comments:
Post a Comment