Sunday, April 28, 2013

PENGERTIAN STRESS
arti penting stress
- Stress adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang.
 Sedangkan berdasarkan definisi kerjanya, pengertian dari stress adalah :
a.Suatu tanggapan adaptif, ditengahi oleh perbedaan individual dan atau proses psikologis, yaitu suatu konsekuensi dari setiap kegiatan ( lingkungan ), situasi atau kejadian eksternal yang membebani tuntunan psikologis atau fisik yang berlebihan terhadap seseorang.
b.Sebagai suatu tanggapan penyesuaian, dipengaruhi oleh perbedaan individu dan atau proses psikologis yang merupakan suatu konsekuensi dari setiap tindakan dari luar ( lingkungan ) situasi atau peristiwa yang menetapkan permintaan psikologis dan atau fisik berlebihan pada seseorang.
A. faktor-faktor individual dan sosial yang menjadi penyebab stress
1.Kondisi biologik.
Berbagai penyakit infeksi , trauma fisik dengan kerusakan organ biologik,mal nutrisi, kelelahan fisik, kekacauan fungsi biologik yang kontinyu
2.Kondisi Psikologik.
a.Berbagai konflik dan frustasi yang berhubungan dengan kehidupan moderen.
b.berbagai kondisi yang mengakibatkan sikap atau perasaan rendah diri (self devaluation ) seperti kegagalan mencapai sesuatu ynga sangt di idam-idamkan.
c.berbagai keadaan kehilangan seperti posisi, keuangan, kawan atau pasangan hidup yang sangat dicintai.
d.berbagai kondisi kekurangan yang dihayati sebagai sesuatu cacat yang sangat menentukan seperti penampilan fisik, jenis kelamin, usia, intelegensi dan lain-lain.
e.berbagai kondisi perasaan bersalah terutama yang menyakut kode moral etika yang dijunjung tinggi tetapi gagal dilaksanakan.
3.Kondisi Sosio Kultural.
Kehidupan moderen telah menempatkan manusia kedalam suatu kancah stress sosio kultural yang cukup berat. Perubahan sosio ekonomi dan sosio budaya yang datang secara cepat dan bertubi – tubi memerlukan suatu mekanisme pembelaan diri yang memadai. Stresor kehidupan moderen ini diantaranya. :
a.berbagai fluktuasi ekonomi dan segala akibatnya ( menciutnya anggaran rumah tangga , pengangguran dan lain-lain ).
b.Perceraian, keretakan rumah tangga akibat konflik ,kekecewaan dan sebagainya.
c.Persaingan yang keras dan tidak sehat.
d.Diskriminasi dan segala macam keterkaitannya akan membawa pengaruh yang menghambat perkembangan individu dan kelompok.
e.Perubahan sosil yang cepat apabila tiadak diimbangi dengan penyusuaian etika dan moral konvisional ynag memadai akan terasa ancaman. Dalam kondisi terburuk nilai materikalistik akan mendominasi nilai moral spiritual yang akan menimbulkan benturan konflik yang mungkin sebagian terungkap, sedangkan sebagian lainnya menjadi beban perasaan individu atau kelompok.
Stres memiliki dua gejala, yaitu gejala fisik dan psikis.
a.Gejala Fisik
Gejala stres secara fisik dapat berupa jantung berdebar, napas cepat dan memburu / terengah – engah, mulut kering, lutut gemetar, suara menjadi serak, perut melilit, nyeri kepala seperti diikat, berkeringat banyak, tangan lembab, letih yang tak beralasan, merasa gerah, panas , otot tegang.
b.Gejala Psikis
Keadaan stres dapat membuat orang – orang yang mengalaminya merasa gejala – gejala psikoneurosa, seperti cemas, resah, gelisah, sedih, depresi, curiga, fobia, bingung, salah faham, agresi, labil, jengkel, marah, lekas panik, cermat secara berlebihan.

 B. efek-efek stress menurut haris selye
1.      Local Adaptation Stres.
Tubuh menghasilkan banyak respon setempat terhadap stres. Respon setempat ini termasuk pembekuan darah dan penyembuhan luka, akomodasi cahaya, dll. Responnya berjangka pendek.
Karakteristik dari LAS :
v  Respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system.
v  Respon bersifat adaptif ; diperlukan stresor untuk menstimulasinya.
v  Respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.
v  Respon bersifat restorative.
Sebenarnya respon LAS ini banyak kita ketemui dalam kehidupan kita sehari – hari seperti yang diuraikan di bawah ini :
a)      Respon inflamasi
Respon ini distimulasi oleh adanya trauma dan infeksi. Respon ini memusatkan diri hanya pada area tubuh yang trauma sehingga penyebaran inflamasi dapat dihambat dan proses penyembuhan dapat berlangsung cepat. Respon inflamasi dibagi kedalam 3 fase :
Ø  Fase pertama
            Adanya perubahan sel dan sistem sirkulasi, dimulai dengan penyempitan pembuluh darah ditempat cedera dan secara bersamaan teraktifasinya kinin, histamin, sel darah putih. Kinin berperan dalam memperbaiki permeabilitas kapiler sehingga protein,leukosit dan cairan yang lain dapat masuk ketempat yang cedera tersebut.
Ø  Fase kedua
            Pelepasan eksudat. Eksudat adalah kombinasi cairan dan sel yang telah mati dan    bahan lain yang dihasilkan ditempat cedera.
Ø  Fase ketiga
            Regenerasi jaringan dan terbentuknya jaringan parut.
b)      Respon refleks nyeri
Respon ini merupakan respon adaptif yang bertujuan melindungi tubuh dari kerusakan lebih lanjut. Misalnya mengangkat kaki ketika bersentuhan dengan benda tajam.
2.      General Adaptation Syndrome (GAS)
Gas merupakan respon fisologis dari seluruh tubuh terhadap stres. Respon yang terlibat didalamnya adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin. Di beberapa buku tes GAS sering dinamakan dengan sistem neuroendokrin.
¨      Fase Alam (Waspada).
            Melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan diri tubuh dan pikiran untuk menghadapi stressor. Reaksi psikologis “fight or flight” dan reaksi psikologis.
            Tanda fisik : curah jantung meningkat, peredaran darah cepat, darah di perifer dan             gastrointestinal mengalir ke kepala dan ekstremitas. Banyak organ tubuh terpengaruh,gejala stres memengaruhi denyut nadi, ketegangan otot dan daya tahan tubuh menurun. Fase alam melibatkan pengerahan mekanisme pertahanan dari tubuh seperti   pengaktifan hormon yang berakibat meningkatnya volume darah dan akhirnya menyiapkan individu untuk bereaksi. Hormon lainnya dilepas untuk meningkatkan kadar gula darah yang bertujuan untuk menyiapkan energi untuk keperluan adaptasi, teraktifasinya epineprin dan noreneprin mengakibatkan denyut jantung meningkat dan peningkatan aliran darah ke otot. Peningkatan ambilan O2 dan meningkatnya kewaspadaan mental.
            Aktifitas hormonal yang luas ini menyiapkan individu untuk melakukan respon melawan atau menghindar. Respon ini bisa berlangsung dari menit sampai jam. Bila stressor masih menetap maka individu akan masuk ke dalam fase resistensi.
¨      Fase Resistance (Melawan)
            Individu mencoba berbagai macam mekanisme penanggulangan psikologis dan pemecahan masalah serta mengatur strategi. Tubuh berusaha menyeimbangkan kondisi fisiologis sebelumnya kepada keadaan normal dan tubuh mencoba mengatasi faktor – faktor penyebab stres. Bila teratasi gejala stres menurun atau normal, tubuh   kembali stabil, termasuk hormon, denyut jantung, tekanan darah, cardiac out put.   Individu tersebut berupaya beradatasi terhadap stressor, jika ini berhasil tubuh akan    memperbaiki sel – sel yang rusak. Bila gagal maka individu tersebut akan jatuh pada tahapan terakhir GAS yaitu : Fase kehabisan tenaga.
¨      Fase Exhaustion (Kelelahan)
            Merupakan fase perpanjangan stres yang belum dapat tertanggulangi pada fase sebelumnya. Energi penyesuaian terkuras. Timbul gejala penyesuaian diri terhadap lingkungan seperti sakit kepala, gangguan mental, penyakit arteri koroner, dll. Bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka kelelahan dapat mengakibatkan kematian.
            Tahap ini cadangan energi telah menipis atau habis, akibatnya tubuh tidak mampu lagi menghadapi stres. Ketidak mampuan tubuh untuk mempertahankan diri terhadap stressor inilah yang akan berdampak pada kematian individu tersebut.

sumber:  http://yh4princ3ss.wordpress.com/2010/04/19/pengertian-stress/

No comments:

Post a Comment