Tuesday, June 26, 2012

Laporan Psikologi Faal Indera Penglihatan 2012


Nama Mahasiswa      : Adila Hadaina Arifin    Nama Asister : 1. Luki
NPM                           : 10511193                                                 2. Taufik
Tanggal Pemeriksaan: 21 Juni 2012                 Paraf Asisten :
 
                                LAPORAN PRAKTIKUM PSIKOLOGI FAAL



Percobaan pertama                :     Indera Penglihatan Mata
Nama Percobaan                    :     Refleks (Reaksi Pupil)
Nama Subjek Percobaan       :     Adila Hadaina Arifin dan Anggun Kumaladewi
Tempat Percobaan                 :     Laboratorium Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan              :     Untuk mengetahui serta memahami reaksi-reaksi yang terjadi pada pupil mata.
b. Dasar Teori                         :                      Pupil adalah celah lingkaran yang dibentuk oleh iris, dibelakang iris terdapat lensa. Pupil dapat mengecil pada akomodasi dan konversi. Akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk mencembung akibat kontraksi otot siliaris. Otot siliaris atau otot polos dapat merenggang dan mengendorkan selaput yang menggantungkan lensa. Akomodasi dapat menyebabkan daya pembiasan lensa bertambah kuat. Selain akomodasi, terjadi konversi sumbu penglihatan dan kontriksi pupil bila seseorang melihat benda yang dekat.
                                                                        Mengecilnya pupil karena cahaya ialah lebarnya pupil diatur oleh iris sesuai dengan intensitas cahaya yang diterima oleh mata. Ditempat yang gelap dimana intensitas cahayanya kecil maka pupil akan menbesar, agar cahaya dapat lebih banyak masuk kemata. Ditempat yang sangat terang dimana intensitas cahayanya cukup tinggi atau besar maka pupil akan mengecil, agar cahaya lebih sedikit masuk kemata untuk menghindari mata agar tidak selalu, bila mata diarahkan kesalah satu mata pupil akan berkontraksi, kejadian tersebut dinamakan refleks pupil atau refleks cahaya pupil.
                                                                        Refleks pupil dapat dilihat dari mengecil dan membesarnya pupil. Akomodasi adalah perubahan dalam lekukan lensa mata dalam menanggapi satu perubahan dalam melihat jarak dan kemampuan berakomodasi disebut tempo akomodasi.
                                                                        Daya akomodasi mata diatur melalui syaraf parasimpatis, perangsangan syaraf parasimpatis menimbulkan kontraksi otot siliaris yang selanjutnya akan mengendurkan gligamen lensa dan meningkatkan daya bias. Dengan meningkatkan daya bias, mata mampu melihat objek lebih dekat dibanding waktu daya biasnya rendah. Akibatnya dengan mendekatnya objek kearah mata frekuensi impuls parasimpatis kedotsiliaris progresif ditingkatkan agar objek tetap dilihat dengan jelas.
                                                                        Pada bagian belakang bola mata terdapat macula lutea atau fovea nasal atau fovea centralis atau bintik kuning (bagian dari retina yang paling peka terhadap cahaya) yang merupakan tempat penerima benda yang dilihat oleh mata, karena di tempat ini terdapat sel batang (basilus) dan sel kerucut (conus) sebagai reseptor penglihatan, sementara pada bagian superiornya terdapat bintik buta (blind spot) yang tidak peka terhadap cahaya karena pada bagian ini tidak terdapat sel batang dan sel kerucut. Sel batang sendiri merupakan sel yang dapat melihat dengan cahaya yang kecil (redup) misalnya pada malam hari, sedangkan sel kerucut untuk melihat pada siang serta warna.
c. Alat Yang Digunakan        :     Cermin, senter, tabung dari kertas sepanjang 15 mm dengan lubang pada dasar (diganti dengan sedotan)            
d. Jalannya Percobaan           :     Reaksi pupil tanpa mengguakan apapun
-       Mata diberi cahaya senter secara tiba-tiba dan secara langsung didepan mata tanpa ada perantara apapun, kemudian lihatlah reaksi yang terjadi pada pupil praktikan.
Reaksi Pupil melalui sedotan
-       Mata diberi cahaya senter melalui lubang sedotan yang diarahkan sejajar dengan mata praktikan, kemudian lihatlah reaksi yang terjadi pada pupil praktikan.
Reaksi Pupil melalui cermin
-       Mata diberi cahaya melalui pantulan cahaya yang dipantulkan olh cerim yang kita hadapkan sejajar dengan mata praktikan, kemudian lihatlah reaksi yang terjadi pada pupil praktikan.
e. Hasil Percobaan                  :     Reaksi Pupil tanpa menggunakan apapun
-       Setelah mata praktikan diberi cahaya senter secara tiba-tiba terlihat pupil praktikan mengecil dengan cepat.  
Reaksi Pupil dengan menggunakan sedotan
-       Pupil pada praktikan membesar
Reaksi Pupil melalui cermin
-       Mata praktikan yang terkena pantulan cahaya dari cermin dihadapannya memberikan reaksi dengan pupil yang membesar dan mengecil.
f. Hasil Sebenarnya                :     -   Mata yang terkena cahaya secara tiba-tiba akan   memberikan reaksi pupil yang mengecil dengan cepat dan iris akan mendekat cepat, sedangkan mata yang tidak terkena cahaya secara tiba-tibapupil akan mengecil secara lambat dan iris pun mengecil secara lambat.
-       Pupil mata tergantung iris (semacam oto kecil), sifat iris ada dua :
o   Mendekat bila cahaya masuk terlalu terang
o   Menjauh bila cahaya masuk terlalu redup
-       Jika mata tidak siap saat terkena cahaya maka pupil akan mengecil secara langsung. Namun jika siap pupil akan mengecil secara lambat.                                 
g. Kesimpulan                         :     -   Pupil adalah celah lingkaran yang dibentuk oleh iris, yang dapat mengecil dan membesar.
                                                        -   Pupil dapat melebar karena dihadapkan dengan cahaya yang redup atau dihadapkan dengan cahaya melalui suatu perantara misalnya sedotan, seperti pada percobaan diatas.
                                                        -   Refleks pupil adalah peristiwa mengecilnya pupil karena diberikan rangsangan cahaya.
                                                        -   Pupil mata bereaksi tergantung kepada iris (semacam otot kecil).
h. Daftar Pustaka                   :   Gunawan. S. (2007) Biologi SMA. Jakarta: Grasindo







Percobaan kedua                    :     Indera Penglihatan
Nama Percobaan                    :     Aliran darah pada retina
Nama Subjek Percobaan       :     Adila Hadaina Arifin
Tempat Percobaan                 :     Laboratorium Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan              :     Untuk melihat bahwa pada mata terdapat eritrosit yang berjalan sepanjang pembuluh darah arteri dan vena.
b. Dasar Teori                         :     Retina atau sering juga disebut sebagai selaput jala. Merupakan lapisan yang terdalam, terdapat pembuluh darah arteri dan (atau disebut juga sebagai pembuluh nadi – fungsinya untuk membawa darah dari jantung keseluruh tubuh) dan vena (disebut juga sebagai embuluh balik – fungsinya untuk membawa darah dari seluruh tubuh ke jantung) yang mengatur aliran darah pada mata.
c. Alat Yang Digunakan        :     Senter, kaca reben ayau kacamata hitam
d. Jalannya Percobaan           :     Aliran darah pada retina secara langsung
-          Mata praktikan melirik kesebelah kiri kemudian diberi cahaya dari sebelah kanan oleh cahaya senter, kemudian perhatikanlah apa yang terjadi pada retina praktikan.
Aliran darah pada retina melalui kaca reben
-          Mata praktikan melirik kesebelah kiri kemudian diberi cahaya dari sebelah kanan oleh cahaya senter tetapi cahaya tersebut diberi perantara yaitu kaca reben yang menutupi cahay langsung menuj mata praktikan, kemudian perhatikanlah apa yang terjadi pada retina praktikan jika cahaya senter tersebut  di beri perantara melalui kaca reben.
e. Hasil Percobaan                  :     Aliran darah pada retina yang terkena cahaya secara langsung terlihat lebih jelas lebih tebal dan kemerah-merahan yang begitu jelas, namun aliran darah pada retina yang terkena cahaya melalui kaca reben terlihat lebih tipis dibandingkan yang terkena cahaya secara langsung.
f. Hasil Sebenarnya                :     Jika praktikan melirik kearah kiri dan dari arah kanan matanya diberi cahaya senter dan sebaliknya, maka pada retina akan terlihat pembuluh arteri (pembuluh darah yang membawa darah dari jantung keseluruh tubuh, disebut pembuluh nadi) atau vena (pembuluh balik) yang bergerak.
                                                        Karakteristik pembuluh darah arteri : pada arteri terlihat merah, aliran darah lebih cepat dan tebal, berfungsi untuk membawa darah dari jantung keseluruh tubuh.
                                                        Karakteristik pembuluh darah vena : aliran darah lebih lambat dan tipis, dan berfungsi untuk membawa darah menuju ke jantung.
g. Kesimpulan                          :     Pada mata terdapat eritrosit yang berjalan sepanjang pembuluh darah arteri dan vena. Di dalam retina terdapat pembuluh darah arteri dan vena yang memiliki fungsi masing-masing.
                                                        Pembuluh darah arteri lebih terlihat tebal dibandingkan dengan pembuluh darah vena, aliran darah pada pembuluh darah arteri pun lebih cepat dibandingkan dengan pembuluh darah vena. Itu alasan mengapa saat diberi sorotan cahaya pembuluh darah arteri lebih terlihat merah dibandingkan dengan pembuluh darah vena.
h. Daftar Pustaka                    :  Gunawan. S. (2007) Biologi SMA. Jakarta: Grasindo











Percobaan ketiga                    :     Indera Penglihatan
Nama Percobaan                    :     Visus (keajaman penglihatan)
Nama Subjek Percobaan       :     Adila Hadaina Arifin
Tempat Percobaan                 :     Laboratorium Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan              :     Untuk mengetahui ketajaman mata seseorang.
b. Dasar Teori                         :     Visus atau ketajaman penglihatan baik bila diuji dengan Optotype Snellen. Untuk mengetahui visus dengan menggunakan suatu pemecahan matematis yang menyatakan perbandingan dua jarak, yang merupakan perbandingan ketajaman penglihatan seseorang dengan ketajaman penglihatan orang normal.
                                                        Penglihatan mata normal disebut emitropi. Sdangkan bila benda yang dilihat jatuh didepan fovea nasalis disebut rabun jauh (myopi). Penyebabnya adalah lensa mata terlalu cembung dan untuk mengatasi hal ini dapat diperbaiki dengan menggunakan kacamat lensa cekung (negatif). Bila benda yang jatuh di belakang fovea nasalis, maka disebut rabun dekat (hypermetropi). Penyebabnya adalah lensa mata terlalu pipih dan hal ini dapat diperbaiki dengan menggunakan kacamata lenca cembung (positif). Bila seseorang mengalami rabun jauh dan rabun dekat secara bersamaan (astigmatisma), maka dapat diperbaiki dengan kacamata jenis silindris yang berfungsi sebagai perbaikan rabun jauh dan rabun dekat sekaligus.
c. Alat Yang Digunakan        :     Optotype Snellen.
d. Jalannya Percobaan           :     Praktikan berdiri sekitar kurang lebih 3,5 meter dari depan Optotype Snellen.
e. Hasil Percobaan                  :     Skala = 120  (mata kanan dan kiri)
f. Hasil Sebenarnya                :    Tidak ada hasil sebenarnya
g. Kesimpulan                         :     -   Ketajaman penglihatan seseorang dapat diukur
-       Rabun jauh disebabkan karena lensa mata yang terlalu cembung,
-       Rabun dekat disebabkan karena lensa mata yang terlalu pipih.
h. Daftar Pustaka                   :     Gunawan. S.(2007)Biologi SMA. Jakarta: Grasindo









Percobaan keempat                :     Indera Penglihatan
Nama Percobaan                    :     Membedakan warna dan percampuran warna secara objektif
Nama Subjek Percobaan       :     Adla Hadaina Aifin
Tempat Percobaan                 :    Laboratorium Psikologi Faal
a. Tujuan Percobaan              :     Untuk mengetahui apakah seseorang dapat membedakan warna atau buta warna.
b. Dasar Teori                         :     Untuk membedakan sebuah warna tentunya sangat sulit bagi penderita buta warna. Buta warna merupakan kelainan yang disebabkan karena ketidakmampuan sel-sel kerucut mata untuk menangkap suatu spectrum warna tertentu yang disebabkan karena factor genetis. Kelainan genetic ini lebih sering dialami oleh laki-laki dibandingkan dengan wanita. Hal ini disebabkan karena kelainan genetic ini dibawa oleh kromosom X (kromosom pada perempuan XX, kromosom laki-laki XY).
                                                        Buta warna ada dua jenis yaitu buta warna yang permanen atau buta warna total dan buata warna temporer. Buta warna permanen merupakan buta warna yang tidak dapat melihat warna dasar seperti merah dan hijau, karena kedua warna ini akan terlihat hitam, sementara warna kuning dan biru akan terlihat seperti warna terang. Buta warna temporer akan memperlihatkan bahwa seseorang tidak dapat membedakan warna muda atau warna-warna lainnya karena orang yang buta temporer aka menyebutkan satu warna dasar saja.
c. Alat Yang Digunakan        :    Kaca biasa, benang wol berbagai warna, kertas berwarna merah, hijau, kuning dan biru.
d. Jalannya Percobaan           :         Percobaan pada kaca dan kertas warna
-          2 kertas dengan warna yang berbeda disimpan sejajar dan diantara kertas tersebut disimpan kaca yang dimiringkan dengan kemiringan sekitar 60 derajat.
Kertas merah   ><   kertas biru
Kertas merah   ><   kertas kuning
Kertas kuning  ><   kertas biru
                                                        Percobaan dengan benang wol
-          Benang  wol dengan berbagai warna digumpal menjadi sebuah gumpalan benang wol berwarna-warni, kemudian asisten dan praktikan memegang satu satu gumpalan tersebut, kemudian asisten mengambil satu persatu benang yang kemudian diikuti dengan praktikan dan warna yg di ambil oleh praktikan harus sesuai dengan warna yang asisten ambil, dengan cepat tanpa berpikir benang yang asisten ambil berwarna apa.
e. Hasil Percobaan                  :     Percobaan pada kertas warna dan kaca
                                                        Kertas merah   ><   kertas biru         =  Ungu
                                                        Kertas merah   ><   kertas kuning    =  Orange
                                                        Kertas kuning  ><   kertas biru         =  Hijau
                                                        Percobaan dengan menggunakan benang wol
Dari kelima benang warna yang diambil    oleh praktikan hanya 3 warna yang sesuai dengan warna yang diambil oleh asisten.
f. Hasil Sebenarnya                :    Kertas merah   ><   kertas biru          =  Ungu
                                                         Kertas merah   ><   kertas kuning    = Orange
                                                         Kertas kuning   ><   kertas biru    =  Hijau
                                                        Percobaan dengan menggunakan benang wol
-          Percobaan benang wol disebut dengan uji Holmgren.
-          Hijau merupakan warna penetral
g. Kesimpulan                         :     -   merah, hijau, kuning dan biru merupakan warna   dasar 
-       Warna hijau merupakan warna penetral
-       Buta warna merupakan kelainan yang disebabkan karena faktor genetis atau keturunan
-        
h. Daftar Pustaka                   :     Gunawan. S. (2007) Biologi SMA. Jakarta: Grasindo














Thursday, June 21, 2012

Pancasila merupakan sumber dari segala hukum


3. Jelaskan dan beri contoh mengapa pancasila merupakan sumber dari segala hokum !
Pancasila dalam kedudukannya ini sering disebut sebagai Dasar Filsafat atau Dasar Falsafah Negara (Philosofische Gronslag) dari Negara, ideologi Negara atau (Staatsidee). Dalam pengertian ini pancasila merupakan suatu dasar nilai serta norma untuk mengatur pemerintahan Negara atau dengan kata lain perkataan. Pancasila merupakan suatu dasar untuk mengatur penyelenggaraan Negara. Konsekuensinya seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara terutama segala peraturan perundang-undangan termasuk proses reformasi dalam segala bidang dewasa ini dijabarkan dan diderivasikan dari nilai-nilai pancasila. Maka pancasila merupakan Sumber dari segala sumber hukum , pancasila merupakan sumber kaidah hukum Negara yang secara konstitusional mengatur Negara Republik Indonesia beserta seluruh unsur-unsurnya yaitu rakyat wilatah, beserta pemerintah Negara
Sebagai dasar Negara, Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian yang meliputi suasana kebatinan atau cita-cita hukum, sehingga merupakan suatu sumber nilai, norma serta kaidah, baik moral maupun hukum Negara, dan menguasai hukum dasar baik yang tertulis atau Undang-Undang Dasar maupun yang tidak tertulis atau Dalam kedudukannya sebagai dasar Negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat secara hukum.

Sebagai sumber dari segala hukum atau sebagai sumber tertib hukum Indonesia maka  Setiap produk hukum harus bersumber dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. Pancasila tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan UUD 1945, kemudian dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya dikongkritisasikan atau dijabarkan dari UUD1945, serta hukum positif lainnya.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara, pandangan hidup bangsa serta idiologi bangsa dan negara, bukanlah hanya untuk sebuah rangkaian kata- kata yang indah namun semua itu harus kita wujudkan dan di aktualisasikan di dalam berbagai bidang dalam kehidupan bermasarakat, berbangsa dan bernegara.
  
Pancasila sebagai dasar negara menunjukkan bahwa Pancasila itu sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari seluruh tertib hukum yang ada di Negara RI.
Berarti semua sumber hukum atau peraturan2, mulai dari UUD`45, Tap MPR, Undang-Undang, Perpu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang2), PP (Peraturan Pemerintah), Keppres (Keputusan Presiden), dan seluruh peraturan pelaksanaan yang lainnya, harus berpijak pada Pancasila sebagai landasan hukumnya.
Semua produk hukum harus sesuai dengan Pancasila dan tidak boleh bertentangan dengannya.
Oleh sebab itu, bila Pancasila diubah, maka seluruh produk hukum yang ada di Negara RI sejak tahun 1945 sampai sekarang, secara otomatis produk hukum itu tidak berlaku lagi. Atau dengan kata lain, semua produk hukum sejak awal sampai akhir, semuanya, ‘Batal Demi Hukum’. Karena sumber dari segala sumber hukum yaitu Pancasila, telah dianulir. Oleh sebab itu Pancasila tidak bisa diubah dan tidak boleh diubah
Contohnya : Pelaksanaan Pancasila pada masa reformasi cenderung meredup dan tidak adanya istilah penggunaan Pancasila sebagai propoganda praktik penyelenggaraan pemerintahan. Hal ini terjadi lebih dikarenakan oleh adanya globalisasi yang melanda Indonesia dewasa ini. Masyarakat terbius akan kenikmatan hedonisme yang dibawa oleh paham baru yang masuk sehingga lupa dari mana, di mana, dan untuk siapa sebenarnya mereka hidup. Seakan-akan mereka melupakan bangsanya sendiri yang dibangun dengan semangat juang yang gigih dan tanpa memandang perbedaan. Dalam perkembangan masyarakat yang secara kultur, masyarakat lebih cenderung menggunakan Pancasila sebagai dasar pembentukan dan penggunakan setiap kegiatan yang mereka lakukan.

Peran Pancasila dalam hal ini sebenarnya adalah untuk menciptakan masyarakat “kerakyatan”, artinya masyarakat Indonesia sebagai warga negara dan warga masyarakat mempunyai kedudukan dan hak yang sama. Dalam menggunakan hak-haknya selalu memperhatikan dan mempertimbangkan kepentingan negara dan masyarakat. Karena mempunyai kedudukan, hak serta kewajiban harus seimbang dan tidak memihak ataupun memaksakan kehendak kepada orang lain.

Dalam pokok-pokok kerakyatan, masyarakat dituntut untuk saling menghargai dan hidup bersama dalam lingkungan yang saling membaur dan bisa membentuk sebuah kepercayaan (trust) sebagai modal untuk membangun bangsa yang berjiwa besar dan bermoral sesuai dengan nilai-nilai yang terkandung dalam ideologi Pancasila.

Contoh berikutnya : Pancasila juga disebut-sebut sebagai Wujud Modal Sosial Bangsa. Modal sosial (social capital) bisa dikatakan sebagai kelompok individu atau grup yang digunakan untuk merealisasi kepentingan manusia. Kalau mau didefinisikan sebagai satu kata maka trust (kepercayaan) adalah kata yang bisa mempresentasikan kondisi tersebut (Konioko dan Woller, 1999). Sedangkan James Coleman sebagaimana yang dikutip oleh Francis Fukuyama dalam bukunya Trust: The Social and Creation of Prosperity (1995) mendefinisikan modal sosial sebagai kemampuan masyarakat bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama di dalam berbagai kelompok organisasi.

Trust (kepercayaan) sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat, hal ini dikarenakan kepercayaan bersifat fundamental. Bahkan dapat dikatakan kualitas relasi sosial terletak pada sejauh mana nilai fundamental itu mendapat perhatian. Ketika sebuah nilai kepercayaan itu hilang maka yang timbul adalah perpecahan yang sifatnya mendarah daging. Sangat jelas bahwa kepercayaan menyentuh sendi kehidupan yang paling mendasar dari sisi kemanusiaan baik sebagai makhluk individu maupun sebagai makhluk sosial.

Sebagai bahan analisis yang menjadikan kepercayaan itu merupakan sebuah faktor utama dari pelaksanaan Pancasila, sebut saja 4 (empat) pilar kehidupan berbangsa. Antara lain Pancasila, UUD NRI 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhineka Tunggal Ika. Empat pilar tersebut ibaratkan sebuah kepercayaan untuk mewujudkan kehidupan berbangsa yang rukun dan tanpa adanya sebuah keganjalan seperti konflik dan sebagainya. Namun sebuah fenomena dan kelangsungan dari perjalanan reformasi memberikan ruang bagi para masyarakat yang tidak mengerti akan hal tersebut, sehingga disini rawan terjadinya konflik di dalam masyarakat itu sendiri.